DEMAM COPET



‘80 Copet’


Photo By : Ahmad Rofiq Al-Faruq


Kalau jalan-jalan ke Mesir, gue sarankan harus lebih berhati-hati terhadap transportasi umum di sini. Walaupun perihal kehati-hatian memang sudah seharusnya diterapkan di mana pun kita berpijak. Sebab, yang namanya kejahatan itu ada di mana-mana. Ingat pesan bang napi, “kejahatan timbul bukan karena ada niat dari pelakunya saja, melainkan juga adanya kesempatan. Jadi waspadalah, waspadalah”. 

Beberapa bulan yang lalu, ada kejadian menimpa seorang sahabat gue, namanya Muhammad Faqihuddin. Di mana ia kehilangan dompet di salah satu kendaraan umum yang sering ditumpangi oleh mayoritas Masisir (Mahasiswa Indonesia Mesir) ketika hendak pulang ke Darrosah, tempat ia tinggal. Sore itu sekitar pukul 17:00 waktu Kairo, bus 80 coret andalan Masisir dipenuhi oleh penumpang yang bertolak menuju arah yang sama. Maklum, jam pulang kerja. Jadinya semua transportasi umum penuh penumpang. Samaan lah kaya di Indonesia kalau sudah pukul 17:00 ke atas pasti yang namanya KRL, bus, angkot, dan kawan-kawannya selalu ramai dan sumpek. Saat itu Faqih sedang  pulang dari Markaz Lugoh di Hay saadis dengan memakai tas selempang yang dijulurkan ke belakang. Hiruk-pikuk dan macetnya jalan tak bisa dihindari. Pun adegan desak-desakan antar penumpang menjadi hal yang lumrah dalam perjalanan pulang itu. Faqih yang pulang bersama rekan sekamarnya, Hafas Ubaidillah menjadi salah satu korban pencopetan di bus legenda merah yang bernamakan 80 coret itu. Sebuah nama masyhur klasik sebutan para Masisir. Awalnya si Faqih gak merasakan gerangan apa-apa karena sumpek nya bis. Namun ketika tiba di rumah, barulah Faqih sadar bahwa dompet kesayangannya yang diselipkan di tas telah raib. Tentu ada rasa kesal bercampur gondok dalam dirinya. Karena dalam dompet itu bukan hanya ada uang dan dirham saja, tapi juga ada kartu-kartu penting lainnya. 

“Kalau naik 80 copet, harus hati-hati Man, semua barang-barang penting diamankan, kalo ente bawa tas taro di depan, jangan dibelakang”. Ujar Faqih ketika menasihatiku waktu pertama kali gue tiba di Kairo.  

“What? 80 copet? Hahaha “. Gue tertawa dengan istilah baru yang dilontarkan Faqih barusan.
Entah yang awalnya gue simpati dan ikut kesal karena teman gue dicopet haromi, kini berubah menjadi sebuah tawa . 

”Ya habis kalau sudah hilang begini, mau bagaimana lagi? Mau usaha melaporkan ke pihak kepolisian? Mustahil kayaknya polisi Mesir mau turun tangan sama masalah Masisir. Wong masalah pembegalan, perampokan, hingga pemukulan yang dilakoni oleh haromi (perampok) terhadap Masisir saja polisi Mesir gak bisa berbuat banyak. Kalau kinerja polisi di Indonesia sih masih bisa diharapkan. Masih bisa merenggus sang pelaku. Tapi di Mesir lain urusannya”. Timpalnya

Oleh karenanya sobat, dimana pun kita berada, hal yang harus kita lakukan adalah kudu ekstra hati-hati. Baik ketika hendak bepergian naik bus, tremco, metro, tuk-tuk taksi, ataupun jalan kaki. Bacalah doa dan wirid agar Alloh menjaga di manapun kita berada. Terakhir mengutip sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam

“Sikap berhati-hati itu dari Alloh dan sikap tergesa-gesa itu dari syaitan” (H.R.Baihaqi dari sahabat Anas bin Malik.


Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "DEMAM COPET "

  1. Buku yang mau lu bikin gimana bro kabarnya ??
    Udah mau selesai belum ? Wkwk

    Mau atuh liat ya kalau udah jadiiiiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah masih proses nih, sekarang lagi sibuk2nya jdi sempet vacum nulis��

      Delete
    2. oke oke.. tapi kalau udah beres mau atuh liat yaa wkwkw

      Delete